7 Agu 2013

Lebaran Perantau

Malam ini takbir sudah berkumandang. Mungkin menyenangkan sekali jika saat seperti ini bisa berkumpul dengan keluarga. Ah, sangat kurindukan sekali. Tapi lebaran di tahun ini, aku lewati sendiri, tanpa berkumpul dengan teman lama ataupun keluarga. Sudah menjadi kebiasaan jika pada saat sebelum lebaran akan banyak sekali sms atau pesan yang berisi permintaan maaf. Aku sendiri sebenarnya juga ingin mengirimkan sms atau ucapan serupa kepada teman. Namun ya Allah, dalam hati,  di kesendirian ini aku merasa sedih. Yang bisa ku dengar hanyalah suara takbir berkumandang dan kembang api yang meletup di angkasa. Aku hanya berharap ibu dan keluargaku yang di rumah baik-baik saja. Aku yakin, sebandel-bandelnya anak perantau, tidak akan mungkin bisa menahan rasa rindu terhadap orang tua saat lebaran. Mungkin di waktu biasa mungkin saja aku bisa acuh, tapi saat lebaran? Lagi pula apa yang lebih diharapkan seorang anak muslim saat lebaran, selain bertemu dan meminta maaf secara langsung kepada ibu dan ayahnya. Meskipun aku bisa berkata bahwa aku baik-baik saja, namun di dalam relung hati aku teramat sangat merindukan ibu. Jika saja Rasulullah masih hidup, aku akan bertanya bagaimana cara menahan rasa rindu itu. Subhanallah, beliau adalah junjungan yang paling mulia. Tidak merasakan kasih sayang orang tua semenjak dini. Aku yakin Beliau mengalami perasaan yang lebih mendalam daripada yang saat ini aku alami. Tapi aku juga bersyukur aku masih bisa merasakan ramadhan dibulan ini. Dan puasa full tanpa terputus. Ya Allah berilah perlindungan kepada orang tuaku! dan kuatkanlah hambamu ini.

18 Mei 2013

Theophylline

Malam ini aku tidak bisa tidur lagi, padahal sudah ku coba untuk memejamkan mata. Hal yang paling menyebalkan adalah saat meminun obat beberapa waktu lalu, adalah efeknya baru terasa beberapa saat kemudian. Aku penderita ashma. Tidak begitu parah sekarang ini. Mungkin setelah dewasa paru-paruku bertambah lebar atau membesar. Aku tidak terlalu peduli. Yang paling penting aku masih bisa bernafas dengan lega. Tapi penyakit ini sungguh menjengkelkan. Masih meninggalkan bekas, suara erangan seperti kucing setiap kali ku hirup udara. Kadang membuatku malu. Bagaimana tidak, kadang semua orang menganggapku patut dikasihani. Dengan berat hati ku jelaskan saja pada mereka, bahwa penyakit ini sudah sembuh, tapi bekasnya masih ada. Waktu kecil ayah memberi obat pereda, yang terdiri dari beberapa macam. Sekitar 7 jenis termasuk vitamin c. Waktu itu aku belum mengerti dan ku ikuti saja anjuran orang tua. Efeknya hebat. Setelah minum obat itu, aku merasa gelisah dan berdebar luar biasa. Obat itu menjadi penenang setiap sakitku kambuh. Jujur saja, walaupun aku penderita ashma, aku sama sekali belum pernah menggunakan obat inhale atau obat hisap. Hanya menggunakan obat telan. Ibu memberi semacam terapi dengan menggunakan parutan jahe yang diberi air hangat, kemudian ditambah dengan air soda. Ibu menyuruhku minum setiap aku merasa ada gejala. Setiap aku sadar bahwa aku akan sakit, aku langsung memberitahu ibu. Dan beliau langsung menyiapkan ramuan itu, dan memintaku untuk segera meminumnya. Saat menginjak bangku smp, aku merasa penyakit ini sudah mereda. Dulu saat kumat, aku kesulitan sekali bernafas. Tapi sudah jauh mereda, aku hanya merasa batuk sesekali. Dan berlanjut sampai sekarang. Aku sendiri juga tidak tahu pasti apa ramuan ibu yang menyembuhkanku. Entahlah, aku saat ini berumur 20 tahun dan merasa cukup dewasa untuk menyikapi sesuatu. Aku mulai googling tentang kandungan obat yang membuatku gelisah dan berdebar selama bertahun-tahun. Hal yang menjengkelkan dari dunia farmasi adalah mereka selalu menggunakam istilah medis untuk menjelaskan sesuatu. Tak terkecuali pada obat-obatan generik. Sering disebutkan obat ini mengandung FxxxxxS, tidak cocok untuk penderita ZxxxxxP. Tidak semua orang mengerti istilah kedokteran. Dan aku dapatkan dari pencarian, obat yang aku minum mengandung Theopylin dan istilah medis lainya yang tidak aku mengerti. Aku cari tahu tentang theopylin, yang merupakan suatu zat yang menimbulkan efek gelisah, jantung berdebar, pusing dan mual. Langsung strike, menemukan jawaban yang aku cari. Dan disitu tertera keterangan "Sebagai campuran obat penderita radang paru-paru atau sistem pernafasan. Obat yang paling baik dan dianjurkan saat ini."

Sahabat

Sepertinya berharga sekali kalimat itu. Memang bukan sekedar omong kosong. Sahabat bisa lebih berarti daripada saudara kandung sendiri. Tapi sepertinya sudah lama aku tidak menggunakan itu untuk merujuk ke sesorang. Dan yang bisa ku lakukan hanyalah melihat sahabat lama dari social media. Beberapa orang mungkin berubah seiring perkembangan waktu. Sering sekali aku menyadari hal itu. Apalagi jika orang itu merupakan seseorang yang dekat denganku, seolah paham bahwa si A yang sekarang tidaklah sama dengan si A yang aku temui 1 tahun yang lalu. Yang dulunya low profile sekarang sombong, atau sebaliknya. Rasanya ingin sekali bisa muncul dihadapanya dan menegurnya. Tapi itu mustahil bisa melakukan hal seperti itu. Sebenarnya bisa saja ku tegur meski lewat pesan atau chat. Tapi mengingat lamanya aku tidak bersua dengan dirinya, sepertinya aneh jika tiba-tiba aku datang dan menegurnya begitu saja. Sebenarnya, sahabat yang baik adalah sahabat mau menegur dan mengoreksi. Karena tanpanya, aku mungkin tidak bisa mengoreksi diri. Lebih mudah untuk mengetahui kekurangan orang lain daripada kesalahan diri sendiri. Tapi di sisi lain, aku juga menyadari bahwa disana masih ada beberapa sahabat yang tidak berubah. Rasanya ingin sekali ku putar waktu dan menikmati waktu bertemu dengan mereka. Bertindak konyol, tertawa lepas, bermain bersamsa.

9 Mei 2013

The Godfather dan pertemuan pertama dengan Andrea Bocelli

Beberapa hari ini aku tidak sengaja mendengarkan musik 'aneh'. Bermula ketika aku bernostalgia melihat film lamanya Marlon Brando, yaitu The Godfather. Aku pertama kali melihat film ini pada saat aku duduk di bangku smp. The Godfather merupakan film 'berat' pertama yang bisa aku pahami. Berat karena tidak menyajikan hiburan yang bersifat aksi atau komedi, melainkan drama dengan storyline yang kompleks. Mungkin film seperti The Godfather atau sejenisnya lebih layak untuk penonton yang sudah dewasa. Tapi tidak tahu juga kenapa aku bisa menikmati film tersebut di umur 14 tahun. Dan sampai sekarang penilaianku masih belum berubah, film itu tetap bagus untuk dilihat. Film tentang mafia masih asing buatku saat itu. Dan karena film itu pula, aku juga tidak sengaja mengenal istilah seperti mobster, mafioso, don, atau sicillia (saat itu aku belum mengerti kalau sicillia itu sebenarnya merupakan nama suatu pulau di Itali).




Sesuatu yang menarik disuatu film adalah bagian Theme Song atau Soundtrack. Aku termasuk seseorang yang suka mendengarkan lagu tema atau soundtrack sebuah film. Salah satu lagu tema yang luar biasa adalah dari film The Lords Of The Rings. Dan aku pun mulai searching dan mendownload lagu tema dari The Godfather. Hal itu yang membuatku 'terpaksa' mendengarkan lagu 'aneh'. Setelah selesai download beberapa lagu tema, ada lagu yang bukan bagian dari soundtrack, tapi ditandai sebagai album dari soundtrack. Lagu tersebut berjudul 'Con Te Partiro' yang dinyanyikan oleh Andrea Bocelli , penyanyi tenor asal Italia. Lagu yang sangat asing di telingaku, mengingat aku yang terbiasa mendengarkan musik left-stream (aliran kiri) seperti metal dan punk. Lagi pula lagu sekelas Con Te Partiro, mungkin tidak cocok dengan pemuda seumuranku. Tapi setelah beberapa kali mendengarkan lagu tersebut, entah kenapa, aku mulai bisa menikmatinya. Ingat sebuah proverb inggris "good song always good to hear" memang mungkin benar. Dari sana aku mulai tertarik googling. Pertama mulai menelusuri tentang Andrea Bocelli. Hal yang menarik adalah di pencarian google teratas, tidak ada satupun blog atau halaman berbahasa Indonesia di pencarian teratas yang membahas tentang penyanyi tersebut, padahal saya sudah mengganti ke advance search untuk pencarian ke halaman yang berbahasa Indonesia saja. Yang ada hanya halaman yang menampilkan lirik dari lagu-lagu Andrea Bocelli. Jelas sekali kalau Andrea Bocelli kurang populer di kalangan netter tanah air. Kemudian aku beralih ke pencarian utama berbahasa inggris (ya iyalah, tidak ada sesuatu yang bisa aku dapatkan dalam bahasa Indonesia). Saya akhirnya menemukan beberapa hal yang menarik. Andrea Bocelli adalah ternyata seorang tuna netra, akibat kecelakaan di umur 15 tahun saat bermai sepak bola. Tapi dia seorang yang gigih, mulai saat itu dia berlatih vokal secara serius dibawah bimbingan gurunya yang bernama Luciano Bettarini. Tetapi kebutaan tidak menghalangi Bocelli untuk untuk meraih gelar doktor ilmu hukum dan bahkan sempat berpraktik sebagai pengacara. Dan dengan motivasi dari ibunya, dia meraih gelar doktor ilmu hukum di University Of Pisa dengan mempelajari dokumen berhuruf Braile. Tapi yang ironis, dia populer di dunia mulai sekitar tahun 1997 saat duet dengan Sarah Brightman dengan single "Time to Say Goodbye" yang sebenarnya merupakan lagu "Con Te Partiro" yang dinyanyikan dalam bahasa inggris.

                                    




3 Mei 2013

Pak Gareng Penjual Dawet Ayu

         Jakarta yang terik,panas menyengat tubuh Pak Gareng. Penjual es dawet ayu asal Jawa Tengah itu berpeluh keringat dan membuat kaos buntungnya nampak basah. Meski begitu tidak nampak di wajahnya rasa lelah,tapi dari sorot matanya menyiratkan semangat untuk hidup.

"Pak Gareng,es dawetnya!"

Pria berumur 56 tahun itu menoleh,tampak beberapa anak yang berlari ke arahnya. Dia tersenyum kecil,segera dia meletakkan angkring dawet yang dipinggulnya selama berjalan. Serta merta dia melayani para pembeli kecilnya.
"Aduh uang saya ketinggalan," kata seorang anak dari kerumunan tersebut. Tampaknya ia kecewa tidak bisa membeli dawet ayu seperti temannya yang lain.
"Nak,ini saya kasih gratis," ujar Pak Gareng
"Tapi mama bilang jika membeli itu harus bayar" kata anak itu polos.
"Tak apa, ini ambil saja, pasti kamu juga merasa haus setelah bermain bersama teman-temanmu" kata Pak Gareng ramah.
"Terima kasih pak" kata anak itu riang,segera dia menyusul teman-temanya yang lebih dulu pergi.


Pak Gareng meneruskan perjalanan. Memang dia tidak terlalu mengambil keuntungan dari penjualanya. Ia seorang pensiunan pegawai kantor pos, yang juga mendapat uang pensiun. Ia mempunyai 3 orang anak dan semuanya sudah bekerja. Mereka selalu meminta Pak Gareng untuk berhenti dan beristirahat di rumah saja. Namun ia merasa jenuh berada di rumah. Maka ia lebih memilih berkeliling dan berjualan es dawet. Baginya bertemu pembeli dan mengenal banyak orang itu lebih penting dari keuntungan yang didapat.

Saat Ia beristirahat di bawah sebuah pohon rindang di pinggir jalan, sebuah mobil sedan tiba-tiba berhenti tidak jauh dari tempatnya. Seorang anak laki-laki turun dari mobil, disusul seseorang di belakangnya yang nampaknya ayah dari anak laki-laki itu. Pak Gareng kemudian menyadari bahwa mereka berjalan menuju ke arahnya. 

"Selamat sore Pak Gareng," ujar anak laki-laki itu
"Iya sore, maaf adik siapa ya?" kata Pak Gareng heran
"Saya Dimas,dan ini ayah saya,apakah bapak ingat saya," jawab anak yang bernama Dimas itu.
"Wah maaf bapak lupa nak,maklum bapak sudah tua tidak bisa mengingat semua orang," ujar dia sambil tertawa ramah
"Bapak pernah menolong saya sewaktu kehabisan uang dan kehausan setelah pulang sekolah,di depan SD Pertiwi 1," kata Dimas menjelaskan
"Aduh, bapak benar-benar lupa,tapi bapak bersyukur bisa membantu adik saat itu," kata Pak Gareng
"Ah tidak apa bapak, oh ya perkenalkan ayah saya," ujar Dimas
Keduanya pun bersalaman, Pak Gareng berbincang sebentar.
"Begini pak, saya ingin berterima kasih karena bapak telah membantu anak saya yang kesulitan pada saat itu, mohon diterima pak sebagai tanda terima kasih saya," jelas ayah dimas sambil mengulurkan amplop  coklat.
"Ah, tidak perlu pak, saya ikhlas bisa membantu nak dimas," Pak Gareng menolak dengan halus
"Tapi kami juga bersungguh-sungguh pak, dan kami ikhlas," kata ayah Dimas bersikukuh.
"Baiklah begini saja, jujur saya tidak bisa menerima uang pemberian bapak ini. bagaimana kalau bapak membeli es dawet Ayu saya dengan uang tersebut? sekalian bapak bisa mencicipi dawet ayu saya" tawar Pak Gareng ramah.
"Baiklah saya paham maksud bapak, kalau begitu saya akan beli semua dawet bapak hari ini," kata ayah Dimas
"Wah jangan,pelanggan yang lain pasti juga ingin menikmati dawet ayu, bagaimana kalau saya bungkuskan beberapa untuk bapak di rumah?" kata Pak Gareng terkekeh ramah
"Baiklah kalau bapak menghendaki seperti itu," ujar ayah Dimas sambil tersenyum.

Kemudian dengan segera Pak Gareng membungkuskan beberapa dawet ayu untuk kedua tamunya tersebut. Ayah Dimas merasa terkesan, di jaman seperti ini masih ada orang yang tulus,ramah dan gigih seperti Pak Gareng. Dia merasa mendapat pelajaran berharga. Kemudian setelah Pak Gareng selesai, serta merta mereka berpisah. Sebelum pergi ayah Dimas memberikan kartu namanya,dia meminta Pak Gareng jika ada kesulitan untuk menghubunginya. Pak Gareng sangat bersyukur bisa mengenal mereka, siapa sangka perbuatan baiknya dulu masih diingat oleh beberapa orang. Hari masih terang,Pak Gareng kemudian melanjutkan perjalananya.

"Dawet ayu...dawet ayu,"


NOTE : Cerita ini saya ambil dari ingatan saya saat membaca salah satu cerpen di majalah Bobo pada masa kanak-kanak. Begitu membekasnya cerita ini ke pikiran saya sehingga membuat saya menuliskan kembali. Tentu tidak 100% sama, tapi paling tidak menceritakan garis besar cerita dengan sedikit perubahan dan tambalan yang saya buat.

26 Apr 2013

Aplikasi Chatting

        "sekarang udah nggak jaman smsan!!pake aplikasi donk!!"

        Saya mengecek akun facebook pagi ini,dan melihat sepenggal status teman saya diatas. Saya hanya tersenyum,tanpa nge-like dan komen. Di tempat kerja,saya makan siang sambil melihat televisi. Media tak henti menyiarkan tentang meninggalnya Ustad Jeffry (turut berduka cita atas meninggalnya beliau) ,padahal sudah sejak kemarin media massa memberitakan hal itu. Mungkin masih menjadi topik pembicaraan,sehingga trendingnya belum surut. Dan yang paling menarik menurut saya adalah proses pemakamannya yang dihadiri ratusan (bahkan ribuan) pelayat. Berarti beliau orangnya baik. Secara sederhana, seseorang bisa dinilai saat proses pemakamannya. Semakin banyak pelayat, berarti perilakunya baik selama hidup di dunia. Karena pada dasarnya hanya Allah SWT yang bisa menggerakan hati manusia.

        Well terlepas dari hal itu,saya memperhatikan hal lain yang cukup menarik. Dari banyaknya iklan yang bersliweran di layar kaca, ada beberapa yang membuat saya ingat akan status teman saya pagi ini. Yaitu iklan aplikasi chatting seperti LINE, WeChat,atau Kakao TALK. Yang menarik buat saya adalah iklan LINE karena yang promosiin Maudy Ayundya,hehe. Saya sendiri juga memang merasa,perkembangan gadget dan smartphone sudah sangat maju. Dengan perkembangan seperti itu wajar jika layanan 'tradisional' seperti sms mulai terlupakan dan digantikan oleh yang lain. Para developer mulai mengembangkan aplikasi pengganti sms. Langkah yang paling kentara adalah yang dilakukan oleh Research In Motion atau lebih dikenal dengan singkatan RIM,developer asal Kanada yang mengembangkan smartphone Blackberry. Saat itu RIM memang sudah merencanakan suatu terobosan,yaitu berusaha menciptakan aplikasi chatting gratis pengganti sms, mengingat saat itu di tahun 2000'an,biaya mengirim sms masih tergolong menguras pulsa. RIM dengan cerdik melihat peluang itu,dan akhirnya seperti yang kita tahu,Blackberry Messenger atau BBM diluncurkan dan sukses! Dan yang membuat BBM ekslusif adalah BBM hanya dapat diakses oleh sesama pengguna Blacberry, serta menggunakan Pin sebagai kontak,hal yang terbilang baru saat itu. Sebenarnya sudah sejak tahun 2004 Blackberry diperkenalkan di Indonesia oleh operator XL,namun baru beberapa tahun lalu Blackberry menjadi booming di Indonesia,yang otomatis membuat pengguna BBM meningkat. Saat itu juga banyak handphone keluaran china ikut-ikutan,seperti Nexian dengan Nexian Messenger-nya,namun kalah pamor dan kemudian terlupakan.Blackberry dengan BBM-nya masih populer hingga saat ini.Ada satu hal yang menarik,yaitu saat Blackberry membangun cabang produksinya di kawasan Asia Tenggara,dan memilih mendirikan pabriknya di Malaysia daripada di Indonesia. Padahal penjualan Blackberry meningkat di Asia Tenggara karena Indonesia.

Tanya kenapa?


         Saya sendiri sebenarnya bukan pengguna Blackberry. Saya memilih menggunakan smartphone android. Tapi lebih dari 85% rekan kerja saya menggunakan BBM,dan lebih mengutamakan chatting menggunakan BBM daripada aplikasi lain seperti Whatsapp,yang seakan hanya sebagai 'alternatif'. Percaya tidak percaya,aplikasi chatting yang aktif saya gunakan hanya ada 2 : Whatsap dan Kik! Messenger. Saya sebenarnya juga sudah mencoba aplikasi lain seperti Viber,LINE,Kakao TALK,atau WeChat,tapi malah berkesan seperti uji coba. Bikin akun,liat liat sebentar,hapus akun,kemudian uninstall. Saya merasa banyak kesamaan antara aplikasi yang satu dengan yang lainya. Menurut saya tidak ada sesuatu yang benar-benar berbeda. Seperti WeChat yang mengunggulkan pesan suara,yang sebenarnya bisa juga dilakukan di aplikasi lain seperti Whatsap atau KakaoTALK. Saya lebih memilih punya sedikit akun tapi sering di-maintain dan bermanfaat daripada banyak akun tapi tak terurus. Saya hanya menggunakan Whatsap karena sudah banyak juga teman saya yang menggunakanya.Dan saya menggunakan Kik Messenger karena saya pengguna Instagram aktif,dimana kebanyakan usernya menggunakan Kik sebagai sarana berkomunikasi. Dan saya mempunyai beberapa teman dari luar negeri yang saya kenal dari Facebook, juga menggunakan Kik! Messenger. Dan ada dua hal yang saya suka dari Kik,yaitu menggunakan e-mail untuk registrasi akun,dan menggunakan username sebagai id,tidak seperti aplikasi lain yang menggunakan nomor handphone untuk registrasi.


        Jujur saja, sebenarnya saya tidak terlalu suka menggunakan aplikasi chatting. Saya masih menganggap berkomunikasi secara langsung itu jauh lebih lebih efektif. Saya malah sering membayangkan, bagaimana jika saya terlempar oleh mesin waktu dan hidup di tahun 80'an atau 90'an. Mungkin sulit untuk menyesuaikan,tapi malah mungkin lebih menyenangkan bagi saya,bisa terhindar dari teknologi yang begitu mempengaruhi hidup saya. Entahlah,tapi di dalam benak saya merindukan hidup di dunia dimana orang lebih banyak menggunakan waktunya untuk hal lain daripada menghabiskan waktu memegang handphone atau berlama-lama di depan komputer. Pasti akan jauh lebih menyenangkan.

23 Apr 2013

Kisah Mie Instan



        Kemarin malam saya makan malam dengan 2 bungkus mie instan.Saya sendiri bingung kenapa saya mau menulis tentang ini.Sudah lebih dari 4 bulan saya berhenti nge-blog.Saya lebih memilih untuk menggunakan Facebook,Instagram dan Twitter (sebenarnya saya benci yang saya sebut terakhir itu),karena lebih praktis disela rutinitas saya yang padat.Tapi belakangan saya merasa jenuh sendiri,nggak tau juga kenapa.Saya butuh sesuatu yang 'lebih' untuk menyalurkan hasrat menulis.Dari situ terbesit untuk mulai menulis di blog ini lagi.


Well,terkait dengan mie instan yang ingin saya tulis,baru sadar bahwa saya tidak bisa lepas dari makanan instan yang satu ini.Terlebih lagi saya anak kos,dan merantau ke Jakarta untuk bekerja.Kalau saya ke kota ini untuk belajar lain lagi ceritanya.Rekan kerja saya heran,kenapa saya lebih memilih untuk menyimpan stok mie instan,daripada mengeluarkan uang untuk membeli nasi bungkus yang harga kisaran cuman 7-10rb. Gaji kamu buat apa? gitu kata mereka. Mereka pun mulai berceloteh mengenai bahaya seputar mie instan yang katanya dapat merusak usus. Saya tahu mereka bermaksud baik. Tapi saya bukan orang yang mudah puas terhadap omongan orang lain. Saya pun iseng googling nyari artikel tentang mie instan,dan menemukan beberapa artikel menarik,seperti indomie  ditarik peredaranya dari taiwan beberapa tahun silam,dan juga 3 dari mie instan indonesia dinobatkan dan masuk kategori sebagai 10 mie instan terlezat di dunia oleh pakar mie di seluruh dunia (heran,kerjaan para ahli mie ini ngapain aja ya?, Nyicipin mie mulu kali),bahkan menjadi nomor satu dan merajai ke-10 kategori,yaitu Indomie Special Fried Curly Noodles,yang lainnya adalah Mie Sedap Kari Special Kuah Kental dan Indomie Mi Goreng Jumbo Rasa Ayam Panggang.Keterangan lebih lanjut bisa googling sendiri,banyak kok blog yang sudah membahas hal itu,dan saya lagi nggak pengen nge-post tentang hal itu disini.

Sorry kalau saya nyebutin merek,lagian aneh ngebahas suatu produk tanpa nyebutin merek.Dan akhirnya saya menemukan artikel yang saya cari,bahaya tentang mengkonsumsi mie instan.Tapi saya malah tertarik ke artikel yang sepertinya 'unik' karena di pencarian teratas,hanya ada 2 webpage saja yang membahas,salah satunya dari Kompasiana,yaitu berisi bantahan seputar mitos dan presepsi salah mengenai bahaya mie instan,disertai dengan penjelasannya oleh Prof.Dr.F.G.Winarno, mantan Presiden Codex Dunia & Ketua Dewan Pakar PIPIMM (Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman).Salah satunya yang masih saya ingat yaitu tentang mitos adanya lilin yang terkandung dalam mie,sehingga menyebabkan air rebusan berwarna kuning.Bantahan muncul dan menjelaskan kalau tidak ada satupun bahan lilin di dalam proses pembuatan mie.Tapi menariknya,yang membantah mitos juga menjelaskan informasi tambahan,bahwa di produksi alam juga banyak mengandung lilin misalnya seperti apel.

Kulit apel kalau digosok akan mengkilat,itulah yang disebut lilin alami,dan banyak lagi lainya.Sudah terhitung lama artikel itu dibuat,yaitu di tahun 2012.Siapa dalang dari artikel tersebut?saya juga tidak tahu secara pasti,mungkinkah para produsen mie membuat bantahan secara sistematis supaya produknya tetap laku,atau memang benar-benar dari pakar atau ahli yang dapat dipercayai kebenarannya?entahlah,tapi mengingat para produsenlah yang lebih tahu mengenai produknya,saya tidak mempercayai artikel itu secara penuh.Kemudian saya membaca dengan seksama dan membandingkan mitos bahaya beserta bantahanya.Saya pun pada akhirnya tidak sepenuhnya mempercayai keduanya.Dari berbagai komentar kebanyakan mengungkapkan nada sinis dan ketidak-setujuan,bahkan ada yang menulis bahwa artikel itu menyesatkan.Coba baca penggalan koran dibawah ini.(Klik untuk zoom)




Saya ingat pernah teman saya bercerita bahwa orang tuanya sedang tidak dirumah,dia kelaparan karena makanan habis.Saya bertanya kepada dia kenapa tidak makan mie instan,lumayanlah bisa sebagai pengganjal perut.Tapi dia bilang kalau dia tidak bisa makan mie,dia bisa langsung sakit,tapi setelah itu dia tidak menjelaskan sakit apa yang dia maksud.Saya merasa sih itu terlalu lebay,hehe.Tapi saya cukup heran mendengar penuturanya,saya tahu setiap orang itu berbeda.Tapi seberbahaya itukah mie instan?Padahal saya sering mengkonsumsi mie instan,coba banyangkan kalau mie instan itu benar-benar racun,berapa banyak racun yang saya masukan ke dalam tubuh ini. Well,terlepas dari pro dan kontra,tidak bisa dipungkiri kalau mie instan sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.Meskipun bukan makanan pokok,banyak masyarakat indonesia yang masih mengandalkan produk ini.Gini deh,saya ambil contoh saat kita berangkat berkemah,entah itu kegiatan pramuka,naik gunung atau kegiatan lain yang berhubungan dengan tenda dan alam (saya nggak bisa sebutin satu persatu,karena ada 1158 jenis kegiatan semacam ini).Pasti makanan cadangan yang terpikir pertama kali adalah mie instan,kenapa?karena simpel dan nggak ribet.Jarang sekali orang mau repot membawa beras untuk dimasak,karena walaupun sudah menjadi nasi,masih memerlukan lauk untuk dimakan (kecuali kalau emang beneran niat mau makan nasi putih hambar).Begitu pula saat ada kejadian bencana alam,pasti akan ada sumbangan bantuan yang berupa mie instan.Dan dari semua yang saya baca,saya merasa harus mengurangi makan mie instan.Saya memang tidak mempercayai keduanya,baik itu mitos bahaya atau bantahanya.Tapi saya sendiri merasa dan menyadari bahwa saya sudah 'over' dalam mengkomsumsi mie instan. Menurut junjungan saya, Nabi Muhammad SAW, dalam hadistnya berkata bahwa Allah membenci segala sesuat yang berlebihan (dilebih-lebihkan).Dari sana saya mulai mengurangi konsumsi mie saya,2 atau 3 hari sekali tak apalah,yang penting saya masih bisa makan,hehe.




NOTe : Kalau tertarik untuk melakukan eksperimen kecil,coba rebus mie instan goreng,tiriskan mienya,lalu biarkan air tirisan menjadi dingin (jangan dibuang).Tunggu 1-2 jam,kemudian coba lihat apa yang ada di air tirisan tersebut.Sekian.

                                                                                 XstraightedgeX